Generasi Bebas
     Pandangan Hidup
     Misi Hidup
     Tingkat Moral
     Mencari Kebenaran
     Menilai Kebenaran
     Orang Indonesia
     Don't Care
     Phase Cinta
     Kebutuhan Utama
     Mengapa Jahat
     Adil = Unik
     Tujuan Hidup
     Komunikasi...
     Penyakit Politik
     Sistem Berpikir
     Kendali Pikiran
     Kebodohan
     Sukses = Berubah
     Iman & Kebenaran
     Kunci Sukses
     Pemerintah Idola
     Sex Education
     Ilmu & Kebenaran
     *sekilas
     *pulang kampung
     *share
     *Buku Tamu
     *kontak admin



Novel "GENERASI BEBAS" - Ilmu & Kebenaran


24

ILMU DAN KEBERANIAN

 

Della masih dalam mimpi ketika ponsel ibunya berdering dan bergetar disampingnya pagi-pagi itu.

“Ma..ma!” Della berlari ke dapur memanggil ibunya dan menyerahkan ponsel kepada ibunya, “ada yang nelpon ma!”

“Mama dapat pekerjaan! Mama dipanggil bekerja!” ibunya nampak begitu girang begitu mengakhiri pembicaraan melalui telpon.

“Dimana ma?” Aris bertanya sambil melangkah mendekati ibunya didapur.

“Di perusahaan lah, jadi staff Public Relation malah,” ibunya menyahut sambil tertawa-tertawa.

“Masak sih? Kok bisa?” Aris heran.

“Ris, sekarang kita sudah masuk ke jaman dimana orang tidak lagi melihat ijazah tetapi kompetensi, jadi meskipun ngak punya ijazah tetapi kalau punya kompetensi maka bisa bekerja sesuai kemampuannya seperti mama ini lah…ceh!” ibunya membual.

“Dari mana mama dapat informasi itu?” Aris nampak masih belum bisa percaya kalau ibunya bisa diterima bekerja dengan jabatan seperti itu.

“Dari teman mama yang sudah bekerja di situ, karena memang mama sebelum ke Balikpapan dua minggu yang lalu, menyerahkan dulu lamaran mama kemudian menghadap bosnya,” ibunya kembali tersenyum.

“Mama menghadap sendiri?” Aris nampak semakin penaran, “berani sekali mama!” Aris jujur menyatakan kekagumannya.

“Iyalah mama menghadap sendiri, tetapi di backing oleh teman mama itu…kamu heran kenapa mama bisa berani? Itulah kamu bisa lihat peran ilmu pengetahuan, karena ilmulah yang membuat mama berani, tanpa ilmu mama tidak berani berbuat apa-apa, ilmu adalah sumber keberanian.”

Orang yang tidak tahu tentang komputer pasti tidak akan berani utak-atik komputer, orang yang tidak tahu bersepeda pasti tidak berani naik sepeda, begitu juga orang yang tidak punya ilmu bagaimana menghadap orang penting pasti pasti tidak akan berani bertemu dengan orang-orang penting.

“Jadi semakin banyak pengetahuan seseorang seharusnya berarti semakin beranilah dia, sebaliknya pengetahuan kita yang sedikit membuat kita hidup dalam ketakutan, betulkan Ris?” ibunya coba mengganggu Aris yang melamun.

“Ah…ya…ya!” Aris nampak bingung dan muram.

“Kenapa Ris?” ibunya dengan nada manja, “mama yakin bahwa satu sampai tiga bulan bekerja mama akan menjadi orang yang berpengaruh,  jadi mama bisa atur agar kamu bisa juga bekerja disana, pokoknya mama akan berusaha agar kamu juga bisa bekerja diperusahaan itu..”

“Betulkah ma?” Aris spontan menjadi girang. Entah kenapa Aris sepertinya tidak mau jauh dari ibunya lagi.


Terima kasih kepada: 26 visitors (30 hits) di halaman ini.

This website was created for free with Own-Free-Website.com. Would you also like to have your own website?
Sign up for free