Generasi Bebas
     Pandangan Hidup
     Misi Hidup
     Tingkat Moral
     Mencari Kebenaran
     Menilai Kebenaran
     Orang Indonesia
     Don't Care
     Phase Cinta
     Kebutuhan Utama
     Mengapa Jahat
     Adil = Unik
     Tujuan Hidup
     Komunikasi...
     Penyakit Politik
     Sistem Berpikir
     Kendali Pikiran
     Kebodohan
     Sukses = Berubah
     Iman & Kebenaran
     Kunci Sukses
     Pemerintah Idola
     Sex Education
     Ilmu & Kebenaran
     *sekilas
     *pulang kampung
     *share
     *Buku Tamu
     *kontak admin



Novel "GENERASI BEBAS" - Tujuan Hidup


13

TUJUAN HIDUP

 

Setelah hampir tiga jam Aris dan ibunya berpetualang di sebuah toko buku, keduanya pun memutuskan untuk makan malam disebuah rumah makan.

“Wah buku yang bagus!” ibunya menilai sebuah buku tentang cara untuk mencapai kebahagian yang telah dibeli Aris, sementara mereka menunggu makanan yang telah dipesan di hidangkan.

“Iya, nampaknya bagus” Aris sedikit tidak peduli karena asyik membaca bagian awal dari buku itu.

“Kebahagian…ya memang itulah tujuan hidup kita, apa yang kita perjuangkan sepanjang hidup kita tidak lain yaitu untuk mencapai kebahagian itu,” ibunya mulai berfilsafat lagi.

Aris menganggukan kepalanya, sementara makanan mulai dihidangkan oleh pelayan, “menurut mama apakah memang bisa kita mencapai kehidupan yang bahagia didunia ini? Atau memang adakah orang yang hidupnya bahagia didunia ini?” Aris meletakkan bukunya.

“Menurut mama orang yang paling bahagia didunia ini adalah orang yang merasa dirinya dicintai dan mengerti oleh semua orang, dan sekarang, menurut kamu adakah orang yang merasa dirinya dicintai oleh semua orang?”

“Ngak tau…mungkin saja ada” Aris menyahut seadanya sambil menahan pedasnya cabe di sambal yang dia makan.

“Nah, jika ada orang yang merasa dirinya dicintai dan dimengerti oleh semua orang maka berarti dia lah orang yang paling berbahagia dalam hidupnya, begitukan?” ibunya nampak berkata sedikit tegas, “namun kenyataannya mungkin belum ada yang benar-benar pernah merasakan dirinya cintai dan dimengerti oleh semua orang sepanjang hidupnya.

Mama punya teman yang cantik, kaya dan pintar, dia sekarang bisa dikatakan sebagai orang yang sukses dikota dengan karir yang menanjak terus, tetapi betapa kagetnya mama ketika kami bertemu tiga bulan yang lalu, karena dia justru mengeluh kepada mama tentang hidupnya, seakan-akan hidupnya lebih susah dari mama yang tidak berguna ini.

Jadi menurut mama, kebahagian tidak identik dengan kecantikan, ketampanan, kepintaran, kekayaan, populeritas, dan kekuasaan, tetapi kebahagian adalah soal hubungan kita dengan Tuhan atau Sang Pencipta, dengan sesama manusia dan dengan benda-benda di sekitar kita atau dialam ini.

Mengapa soal hubungan? Seperti telah disebutkan bahwa kita akan merasa bahagia jika merasa dicintai dan dimengerti, namun siapa yang akan mencintai dan mengerti kita jika hubungan kita tidak baik dengan orang lain terutama dengan Sang Pencipta?

Dan jika berbicara soal hubungan yang baik maka kita tidak bisa lepas dari soal komunikasi yang baik karena hubungan yang baik itu hanya bisa tercipta melalui komunikasi yang baik.

Bahkan menurut mama komunikasi yang baik lebih penting dan berharga dari cinta itu sendiri, karena cinta tanpa komunikasi yang baik maka cinta itu akan hancur sebaliknya jika ada komunikasi yang baik maka cinta akan terbit.

Walaupun sesungguhnya cinta dan komunikasi yang baik seperti dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan untuk mencapai kebahagian tersebut.”

“Aku ada pertanyaan nich ma” Aris memotong, “tadi mama bilang bahwa kebahagian adalah soal hubungan dengan Sang Pencipta, sesama manusia dan benda-benda, maksudnya hubungan seperti apa ma? Tapi ngomong-ngomong mama makan dulu dech!” Aris tersenyum kepada ibunya yang terlalu asyik berbicara sehingga tidak fokus pada makan.

“Mama memang begitu Ris, kalau ngomong soal kebahagian atau cinta mama sangat bersemangat” ibunya membalas tersenyum dan mulai menjamah makanannya.

“Baiklah, mama akan coba menunjukkan bagaimana hubungan tersebut menentukan kebahagian kita dan bagaimana komunikasi yang baik menentukan hubungan yang baik” ibunya langsung berbicara begitu usai makan.

Pertama, hubungan dengan Sang Pencipta. Pernah ngak, kamu pikirkan mengapa kita harus berdoa, pedahalkan Tuhankan sudah tau segala keinginan kita bahkan isi hati kita? Atau bisa dikatakan bahwa tanpa berdoa pun Tuhan sudah tahu apa yang kita minta kepada Tuhan, tetapi mengapa kita masih harus berdoa?

Nampaknya tidak ada jawaban lain, selain bahwa  hubungan yang baik hanya bisa tercipta melalui komunikasi yang baik, dan tidak hanya kepada sesama manusia tetapi juga kepada Tuhan kita harus berkomunikasi, yaitu berkomunikasi yang baik, karena coba bayangkan seandainya kita memaki-maki atau menghujat Tuhan, atau tidak berkomunikasi sama sekali dengan Tuhan terutama melalui doa, apakah akan terjalin hubungan yang baik dengan Tuhan? Atau apakah kita tidak akan putus hubungan dengan Tuhan Sang Pencipta?

Secara psikologis, berdoa dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan bisa memotivasi kita untuk berani, tenang dan merasa bahwa ada yang selalu memperhatikan kita.

Jadi apa boleh buat jika kita benar-benar ingin menjadi orang yang berbahagia maka kita harus menjalin hubungan yang baik dengan Tuhan dan tidak ada jalan lain agar hubungan yang baik itu tercipta kita harus bisa membangun komunikasi yang baik dengan-Nya.

Kedua, hubungan dengan sesama manusia. Ini jelas bahwa tanpa hubungan yang baik dengan sesama kita jangan harap kita bisa berbahagia.

Ketiga, hubungan dengan benda-benda di alam. Ini bisa berarti bahwa bagaimana kita mengelola benda-benda yang kita miliki, yang dipercayakan kepada kita, dan juga yang berada dilingkungan kita agar bisa memberi kebahagian kepada kita bukan sebaliknya membuat kita menderita, contohnya, bagaimana kita mengelola hutan agar kita tidak menderita karena banjir atau longsor, bagaimana kita merawat kendaraaan kita agar selalu aman digunakan, bagaimana kita mengatur kebersihan agar tidak menimbulkan penyakit dan sebagainya.

Dari ketiga hubungan diatas, maka rumus kebahagian dapat disimpulkan dengan gambar berikut:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Sementara berbicara tiba-tiba ponsel ibunya berdering, “oh, sebentar dulu ya, pak Anton nelpon…” ibunya memberi isyarat dengan tangan bahwa ada telpon masuk.

“Kenapa pak Anton ma?” Aris langsung bertanya begitu ibunya selesai telponan.

“Pak Anton mengundang kita makan malam dirumahnya besok malam.”


Terima kasih kepada: 47 visitors (53 hits) di halaman ini.

This website was created for free with Own-Free-Website.com. Would you also like to have your own website?
Sign up for free