Generasi Bebas
     Pandangan Hidup
     Misi Hidup
     Tingkat Moral
     Mencari Kebenaran
     Menilai Kebenaran
     Orang Indonesia
     Don't Care
     Phase Cinta
     Kebutuhan Utama
     Mengapa Jahat
     Adil = Unik
     Tujuan Hidup
     Komunikasi...
     Penyakit Politik
     Sistem Berpikir
     Kendali Pikiran
     Kebodohan
     Sukses = Berubah
     Iman & Kebenaran
     Kunci Sukses
     Pemerintah Idola
     Sex Education
     Ilmu & Kebenaran
     *sekilas
     *pulang kampung
     *share
     *Buku Tamu
     *kontak admin



Novel "GENERASI BEBAS" - Phase Cinta


9

PHASE CINTA

 

Sebagaimana yang dijanjikan Aris kepada ibunya bahwa dia akan membawa ibunya jalan-jalan kesemua tempat keramaian dikota itu, maka sore itu keduanya pun pergi kesebuah mall.

Nampaknya Aris juga sangat menikmati jalan-jalan sore itu, karena pandangannya nampak jalang diantara gadis-gadis manis yang banyak berkeliaran disitu. Sebagaimana yang disadari ibunya yang  membuat ibunya penasaran untuk mempertanyakan status Aris “kalau boleh mama tau, kamu punya pacar disini Ris?” sementara keduanya lagi asyik-asyik coba parfum di sebuah stand.

“Hm…punya tapi lama udah putus” Aris hanya menoleh sebentar kepada ibunya kemudian seakan keasyikan memilih parfum.

“Ibu memang sempat menduga kalau kamu belum punya pacar, karena menurut mama gaya dan mood orang yang lagi jatuh cinta itu punya ciri khasnya, seperti sering-sering utak-atik HP, senyum-senyum, ngak tenang dirumah” ibunya menjelaskan alasan pertanyaannya itu.

“Ah, mama sok tau” Aris nampak kesal.

“Bukan begitu Ris, dari pengalaman dan pengamatan mama, normalnya ada tiga phase cinta, yaitu:

 

1.      Phase imaginatif, ini merupakan apa yang terjadi diawal pertumbuhan cinta, dimana emosi, sikap dan tindakan seorang sangat dipengaruhi oleh imaginasinya, makanya ‘tai kucing pun rasa coklat’ baginya, karena segala sesuatu dia lihat melalui imaginasinya sehingga semuanya menjadi indah baginya, dunia terasa hanya milik berdua, dia pun kadang senyum-senyum, pokoknya semua manusia normal yang sedang jatuh pasti begitu.

2.      Phase realistis, disaat seseorang sadar bahwa ternyata cinta tidak selalu seindah imaginasinya, atau tidak seperti apa yang dia imaginasikan, sebaliknya ternyata cinta penuh tanggung jawab dimana dia harus bisa menghadapi dan menerima kenyataan. Inilah saat yang paling kritis dari phase cinta, dimana perpisahan atau putus cinta bahkan perceraian umum terjadi.

3.      Phase beban, yaitu tahap dimana seseorang bisa mempertahankan cintanya kepada seseorang yang hanya menjadi beban baginya, artinya tidak ada lagi yang dia harapkan dari seseorang seperti seks, kehangatan dan sebagainya yang bisa jadi karena pasangannya tidak sehat, tidak normal atau lansia tetapi dia tetap mencintai orang tersebut,. Contohnya, seorang yang tetap mencintai pasangannya meskipun sudah sakit-sakitan, atau lebih jelasnya pasangan lansia yang tetap saling mencintai walaupun tanpa kehangatan seks.”

 

“Iya, benar ma” Aris mulai tertarik, “aku pernah nonton film tentang biarawan Shaolin, suatu hari dia melewati sebuah sungai dimana dia melihat sepasang kakek dan nenek sedang mandi, dia mengintip sebentar kemudian pergi sambil berkata: ‘untung aku tidak menikah karena cinta sesungguhnya adalah beban,’ dia berkesimpulan setelah melihat si kakek dengan susah payahnya mencuci pakaian si nenek.”


Terima kasih kepada: 43 visitors (48 hits) di halaman ini.

This website was created for free with Own-Free-Website.com. Would you also like to have your own website?
Sign up for free