Generasi Bebas
     Pandangan Hidup
     Misi Hidup
     Tingkat Moral
     Mencari Kebenaran
     Menilai Kebenaran
     Orang Indonesia
     Don't Care
     Phase Cinta
     Kebutuhan Utama
     Mengapa Jahat
     Adil = Unik
     Tujuan Hidup
     Komunikasi...
     Penyakit Politik
     Sistem Berpikir
     Kendali Pikiran
     Kebodohan
     Sukses = Berubah
     Iman & Kebenaran
     Kunci Sukses
     Pemerintah Idola
     Sex Education
     Ilmu & Kebenaran
     *sekilas
     *pulang kampung
     *share
     *Buku Tamu
     *kontak admin



Novel "GENERASI BEBAS" - Misi Hidup


3

MISI HIDUP

 

Karena ada rencana akan jalan-jalan sebentar malam, Aris pun mencuci sepeda motornya di halaman rumah kontrakannya yang mungil itu.

Tanpa dia sadari kalau ibunya mengendap dari dalam rumah mendekatinya dan kemudian berdiri dibelakangnya lalu mencubit pahanya, “wah seksinya anak mama!” untuk menilai Aris yang cuma pakai celana pendek dan kaus oblong itu.

Saking kagetnya, Aris langsung balik mencubit betis ibunya, “Ah, mama yang seksi kok!”

“Tentu saja, mama seksikan?” ibunya tersenyum sambil berlenggak-lenggok seakan berada diatas catwalk.

Sementara memperhatikan ibunya, tiba-tiba rasa penasaran muncul lagi dibenak Aris, “ma, sebenarnya kenapa sih mama kok mau ke diskotik?” Aris bertanya dengan nada manja, namun serius.

“Memangnya tidak boleh?” ibunya balik bertanya sambil mengedipkan mata sebelahnya.

“Ngak…ngak gitu, bukankah lebih baik mama…” Aris merasa menemukan suatu yang pantas bagi ibunya tapi bingung untuk mengungkapkannya.

“Ya..ya.. mama mengerti, maksud kamu kenapa kita ngak ke mall, ke toko buku, ke pasar malam, atau maksud kamu kenapa mama ngak ikut casting, ngak ikut audisi, yang sekarang lagi rame-ramekan?” ibunya tersenyum.

“Ya gitulah, aku yakin mama pasti akan…cepat populer” Aris dengan gaya sedikit mengejek, namun nampak bingung.

“Bisa jadi memang belum terlambat, tapi seperti yang mama sudah katakan, mama sudah melupakan semua impian itu, sekarang bagi mama yang penting bagaimana bisa menikmati hidup ini, karena hanya sekarang mama merasa lebih bebas,” ibunya kembali berdiri.

Aris terdiam sejenak kemudian meneruskan kegiatan mencuci sepeda motornya, “bukankah hidup ini harus punya mimpi ma, kenapa mama mau melupakan impian itu sementara masih ada kesempatan” Aris berargumen.

Argumen ini jelas menunjukkan bahwa Aris memiliki pandangan hidup yang berbeda dari ibunya, Aris lebih melihat hidup ini sebagai perjuangan, karena itulah dia sangat mengharapkan agar ibunya tetap meneruskan ambisi masa lalunya  tersebut.

“Mama baru mulai menyadari bahwa kunci sukses tidak cukup hanya punya mimpi, tetapi harus juga punya misi…punya misi hidup, orang sukses adalah orang yang punya misi dan bisa menjalankan misi itu.”

Kunci sukses bukan kerja keras, bukan kepintaran, dan bukan pengetahuan tetapi misi, karena hanya orang yang memiliki misi dalam hidupnya yang tidak mudah menyerah, bekerja keras, berpikir keras, belajar keras, berjuang keras, optimis untuk mencapai misinya, inilah kesuksesan.

“Tapi, mama cuma punya mimpi, hidup tanpa misi, namun bukan hanya mama, ada banyak, bahkan kebanyakan manusia didunia ini hidup tanpa misi,” ibunya ‘berceramah,’ sambil duduk di sebuah kursi disekitar itu.


Terima kasih kepada: 53 visitors (62 hits) di halaman ini.

This website was created for free with Own-Free-Website.com. Would you also like to have your own website?
Sign up for free