Generasi Bebas
     Pandangan Hidup
     Misi Hidup
     Tingkat Moral
     Mencari Kebenaran
     Menilai Kebenaran
     Orang Indonesia
     Don't Care
     Phase Cinta
     Kebutuhan Utama
     Mengapa Jahat
     Adil = Unik
     Tujuan Hidup
     Komunikasi...
     Penyakit Politik
     Sistem Berpikir
     Kendali Pikiran
     Kebodohan
     Sukses = Berubah
     Iman & Kebenaran
     Kunci Sukses
     Pemerintah Idola
     Sex Education
     Ilmu & Kebenaran
     *sekilas
     *pulang kampung
     *share
     *Buku Tamu
     *kontak admin



Novel "GENERASI BEBAS" - Kunci Sukses


21

KOMPONEN KESUKSESAN

 

Pengalaman berbincang dengan Navra waktu memancing itu membawa Aris kepada kesimpulan bahwa sesungguhnya ada pergeseran pola berpikir orang-orang sekarang ini, dimana anak-anak remaja tidak merasa malu berbicara soal cinta dengan terus terang, seperti Navra, dan seorang ibu tidak merasa segan berterus-terang soal seks kepada anak-anaknya seperti ibunya.

Entah mengapa pergeseran yang sesungguhnya terjadi pada generasi Aris sendiri tetapi dia justru baru menyadarinya, yaitu pergeseran yang membuat Aris merasa kalah, karena memang arus peradaban yang tidak bisa dilawan.

Meskipun Navra tidak menolak cintanya tetapi Aris merasa kecewa, Aris tidak mengerti apa yang harus dibuat terhadap Navra, “pacaran dengan dia? Dia jelas-jelas sudah punya pacar,  tetapi kalau tidak menggunakan kesempatan itu, bisa-bisa aku kehilangan dia…” Aris bimbang.

Nampaknya Aris tidak bisa menyembunyikan kegelisahannya itu sehingga bisa dicurigai oleh ibunya, membuat ibunya pun memewancarai Della tentang apa yang terjadi ketika mereka bertiga memancing.

Ibu yang baik tentu tidak akan tega membiarkan anaknya dengan air muka yang sedih, karena itu ibu Nuyami pun mulai berpikir keras mencari cara untuk menolong Aris, setidaknya memberi dorongan moril kepadanya.

Namun nampaknya begitu sulit untuk bisa berbicara lebih leluasa dengan Aris di rumah yang selalu rame itu, ibu Nuyami pun berencana mengajak Aris memancing agar bisa berbicara secara pribadi.

“Kita memancing dengan perahu” ibu Nuyami menawarkan.

“Wah, ide yang bagus, ayo ma” Aris nampak begitu bersemangat.

Sementara mendayung menyusuri sungai, “maaf Ris, boleh mama tau tentang hubungan kamu dengan Navra?” ibunya yang duduk dibagian depan perahu coba membuka pembicaraan.

“Hubungan apa ma? Aku ngak ada hubungan apa-apa dengan dia” Aris tidak menyadari bahwa ibunya sudah mengetahui masalah yang sesungguhnya dari Della.

“Maksud mama, bagaimana kelanjutannya jika tanggapan Navra seperti itu?” ibunya bertanya dengan suara tegas.

Kini Aris pun mengerti bahwa ibunya tahu tentang semuanya itu, “ah, ga usah dipikirkan ma,” Aris coba berkilah.

“Tapi mama tidak suka liat kamu sedih, Ris” Ibunya dengan nada sedih.

“Mama…mama! Mama memang selalu peduli ma aku, terima kasih ya ma, aku sangat sayang mama…boleh ma aku cium mama?” Aris nampak terharu.

“Jangan disini ah, ngak enak diliat orang, ntar tunggu dihutan ya” ibunya menoleh kebelakang bersama sebuah senyuman seakan memberi semangat kepada Aris untuk mendayung lebih kuat lagi menuju kehutan.

“Mama memang mama yang baik dan pintar” Aris memuji, “jarang ada yang seperti mama, aku bangga ma.” Aris terus mendayung.

“Ris…” ibunya menarik nafas panjang, “mama sesungguhnya merasa sangat bersalah kepada kalian, mama tidak bisa mendidik dan membiayai pendidikan kalian…” ibunya dengan suara sendu.

“Jangan berpikir begitu ma, mama telah berjuang demi kami, tanpa perjuangan mama kami tidak bisa apa-apa ma…” Aris coba menghibur.

“Terima kasih Ris, meskipun nampak cuek, mama sesunguhnya sangat memikirkan masa depan kalian, tapi mama tidak tau harus buat apa, mama kadang ingin mengarahkan kalian dengan nasehat begini begitu tetapi mama takut dianggap mengurui…” ibunya menarik nafas panjang.

“Ma, aku tidak pernah merasa mama mengurui aku, terus terang ma, aku sangat senang dengan pemikiran mama, bahkan aku sempat berpikir untuk mengumpulkan ide-ide mama menjadi sebuah buku” Aris tersenyum kepada air, karena memang ibunya membelakanginya.

“Wah, mama bangga kalau gitu, judulnya apa?” ibunya nampak bersemangat.

“Judulnya apa yah?” Aris coba memikirkannya, “kunci menuju kesuksesan ma.”

“Hah…” ibunya tertawa, “menurutmu layakkah kita menulis tentang cara menuju kesuksesan sementara kita bukan orang sukses Ris?”

“Ma, jangan berpura-pura ma, aku tau bahwa mama telah belajar keras tentang kesuksesan demi kami, karena mama ingin kami menjadi orang yang sukseskan?!” Aris coba membuka tabir pemikiran ibunya.

Ibunya menggangguk-nganggukkan kepalanya, kemudian terdiam sejenak “sesungguhnya pemikiran mama sederhana aja tentang kesuksesan, yaitu agar sukses maka kita harus mempelajari pengalaman orang yang sudah sukses, ya, ini jika kesuksesan itu ada rumusnya, banyak orang jika dia bertemu, bekerja bahkan berteman dengan orang sukses atau orang penting mereka justru berusaha mendapatkan uang dari orang-orang sukses itu, tentu ini adalah ciri khas orang yang tidak bakal menjadi sukses, orang yang mau sukses harus bisa mengunakan kesempatan bertemu, bekerja atau berteman dengan orang sukses untuk menemukan rahasia kesuksesan  mereka.

Jadi yang paling penting yang harus kita peroleh dari orang sukses adalah pengalamannya bukan uangnya, sebagaimana yang dikatakan oleh seorang teman yang sudah sukses sekarang, yang awalnya menjadi orang yang ‘tidak berguna’ namun kemudian menjadi orang sukses juga setelah berteman dengan orang sukses, menyatakan ada tiga kunci sekaligus langkah untuk mencapai kesuksesan, yaitu:

Pertama: Membangun Relasi, atau lebih sederhananya membangun persahatan yang baik dengan banyak orang. Ada banyak kemungkinan yang positif jika mempunyai persahabatan yang baik dengan banyak orang, seperti jika teman kita lebih dulu menjadi orang sukses, dia akan mencari kita, dia akan mau membantu kita agar menjadi orang sukes juga, begitu juga jika kita mempunyai hubungan dengan orang sukses mempunyai peluang untuk bekerjasama dalam suatu usaha, bekerja dan sebagainya.

Kedua: Membangun Reputasi, disaat kita sudah bertemu, bekerja bahkan berteman dengan orang sukses, tunjukkan reputasi yang baik, bangunlah kepercayaan, seperti seorang teman pernah bercerita bahwa ‘reputasi’ nya telah membuat dia bisa mendapatkan pekerjaan apa saja yang dia suka sesuai dengan kemampuannya di sebuah perusahaan, tanpa harus ada surat lamaran.

Ketiga: Membangun Prestasi, membangun hidup kita menjadi berguna, dan tunjukkan apa guna hidup kita kepada orang lain, bahwa kita dibutuhkan oleh orang lain, bahwa kita mempunyai ‘kemampuan.’”

 “Menarik juga ya, ketiga langkah atau kunci sukses tadi sepertinya tidak bisa dipisahkan ya? Tidak mungkin kita bisa memiliki relasi yang baik dengan orang lain, jika tidak mempunyai reputasi yang baik. Tidak mungkin kita diketahui sebagai orang baik, tanpa relasi, tanpa persahabatan dengan orang-orang, atau reputasi kita tidak akan muncul keatas tanpa relasi, kemudian relasi dan reputasi juga bisa luntur jika tanpa prestasi.” Aris mengganggukkan kepalanya dengan kagum terhadap pelajaran yang sederhana tetapi penting itu dan bangga karena merasa bisa menyimpulkan pemikiran ibunya itu.

Keduanya pun tiba dihutan yang sunyi, dimana hanya suara alam berkuasa, yaitu suara gemiricik air diiringi kicauan burung-burung, paduan suara para katak dan jangkrik.

“Kita disini aja!” Aris seperti sudah capek mendayung, “bisa disini aja kita ya ma?” Aris meminta persetujuan ibunya tentang tempat memancing.

“Tapi amankah disini?” ibunya membalikkan badannya.


Terima kasih kepada: 52 visitors (61 hits) di halaman ini.

This website was created for free with Own-Free-Website.com. Would you also like to have your own website?
Sign up for free